NEWS BOTAWA– Program transmigrasi kembali mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kali ini, Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menyalurkan bantuan sebesar Rp 10,4 miliar untuk pembangunan dua kawasan transmigrasi di Provinsi Papua Barat. Bantuan yang bersumber dari APBN 2025 itu diharapkan mampu mempercepat pembangunan infrastruktur, fasilitas pendidikan, hingga rumah ibadah di wilayah transmigrasi.
Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menyampaikan, dana tersebut akan dialokasikan untuk dua titik transmigrasi, yaitu Kawasan Transmigran Momi Waren di Kabupaten Manokwari Selatan dan Distrik Prafi di Kabupaten Manokwari.
“Pada hari ini kami akan memberikan bantuan dari dana APBN untuk Provinsi Papua Barat sebesar Rp 10,4 miliar,” ujar Viva Yoga saat meninjau Kawasan Transmigran Momi Waren, Manokwari Selatan.
Pembagian Dana: Manokwari Selatan dan Manokwari
Dari total Rp 10,4 miliar tersebut, sekitar Rp 7,7 miliar akan disalurkan ke Kabupaten Manokwari Selatan, sementara sisanya untuk Kabupaten Manokwari. Alokasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan sarana-prasarana dasar di masing-masing kawasan transmigrasi.
Viva menjelaskan, bantuan yang digelontorkan mencakup beberapa sektor prioritas, antara lain:
-
Fasilitas Pendidikan
-
Pembangunan toilet dan sarana air bersih di sekolah kawasan Momi Waren sebanyak 4 unit (3 SD dan 1 SMP).
-
Rehabilitasi sekolah di kawasan yang sama sebanyak 6 unit (4 SD dan 2 SMP).
-
-
Fasilitas Keagamaan
-
Rehabilitasi 2 unit gereja di Manokwari Selatan. Peletakan batu pertama pembangunan gereja bahkan telah dilakukan bersama Bupati dan Gubernur setempat.
-
-
Infrastruktur Dasar
-
Peningkatan jalan lingkungan di Kampung Rembek Listrik, Momi Waren, sepanjang 1,5 kilometer.
-
Mendorong Ekonomi Baru di Kawasan Transmigrasi

Baca Juga: Bupati Waropen Ajak Keluarga Jadi Garda Terdepan Lestarikan Bahasa Waropen
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, program ini ditujukan untuk mendorong terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi baru di Papua Barat. Menurut Viva, transmigrasi harus memberikan “trickle-down effect” yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan, tidak hanya bagi transmigran tetapi juga masyarakat lokal.
“Intinya kawasan transmigrasi itu harus dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Baik itu satuan permukiman maupun masyarakat setempat harus merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Transmigrasi sebagai Motor Pemerataan
Program transmigrasi di Indonesia telah berlangsung sejak era 1950-an, dengan tujuan pemerataan penduduk dan pembangunan. Papua Barat menjadi salah satu provinsi yang mendapat perhatian karena wilayahnya masih membutuhkan penguatan infrastruktur dasar.
Dengan adanya bantuan Rp 10,4 miliar ini, pemerintah berharap kawasan transmigrasi di Momi Waren dan Prafi bisa menjadi contoh model pengembangan wilayah baru yang terintegrasi, di mana masyarakat transmigran dan penduduk asli dapat hidup berdampingan serta saling menguatkan dalam pembangunan ekonomi dan sosial.








