NEWS BOTAWA– Proses evakuasi helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service yang mengalami kecelakaan di Pegunungan Jila, Kabupaten Mimika, akhirnya berhasil dilakukan pada Kamis (11/9/2025). Helikopter jenis AS 350 B3 dengan registrasi PK-IWS tersebut jatuh pada Rabu (10/9/2025) sekitar pukul 14.30 WIT, saat dalam perjalanan dari Bandara Ilaga menuju Bandara Mozes Kilangin Timika.
Kronologi Kejadian
Menurut informasi yang dihimpun, helikopter ini berangkat dari Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, dengan tujuan Bandara Mozes Kilangin Timika. Namun, dalam perjalanan melintasi wilayah pegunungan yang dikenal dengan medan terjal dan cuaca yang kerap berubah cepat, helikopter mengalami kecelakaan di kawasan Pegunungan Jila.
Kecelakaan ini menambah catatan panjang risiko penerbangan di wilayah Papua, di mana faktor geografis, cuaca ekstrem, serta keterbatasan fasilitas navigasi udara sering kali menjadi tantangan besar bagi pilot dan operator penerbangan.
Evakuasi dengan Dukungan TNI dan Basarnas
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf. Candra Kurniawan, menjelaskan bahwa proses evakuasi melibatkan sinergi antara berbagai pihak, termasuk personel TNI dari Kodim 1710/Mimika, Basarnas Mimika, serta pihak PT Intan Angkasa Air Service.
“Proses evakuasi menggunakan dua unit helikopter milik PT Intan Angkasa, yakni PK-IWD dan PK-IWU. Hal ini dilakukan karena medan lokasi kecelakaan sangat sulit dijangkau jalur darat,” ujar Kolonel Candra.
Upaya evakuasi berjalan dengan penuh tantangan. Tim penyelamat harus menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu, kabut tebal, serta lokasi jatuhnya helikopter yang berada di lereng curam dan berisiko longsor. Meski demikian, berkat koordinasi yang baik, evakuasi akhirnya dapat dilakukan dengan lancar.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
Empat Korban Dievakuasi ke Timika
Pada pukul 11.30 WIT, tim berhasil mengevakuasi empat jenazah korban dari lokasi kecelakaan. Jenazah terlebih dahulu dibawa menuju Pos Satgas Obvitnas Pos Jila untuk transit sebelum diterbangkan ke Timika.
Sekitar pukul 13.40 WIT, jenazah korban tiba di RSUD Timika untuk proses identifikasi lebih lanjut dan penyerahan kepada pihak keluarga. Keharuan menyelimuti kedatangan para korban, di mana keluarga, rekan, serta sejumlah pejabat daerah hadir memberikan penghormatan terakhir.
Kolonel Candra menegaskan bahwa proses evakuasi bangkai helikopter juga telah dilakukan pada hari yang sama di Bandara Mozes Kilangin Timika. Proses ini menjadi bagian penting dalam investigasi lebih lanjut mengenai penyebab kecelakaan.
“Pihak berwenang masih terus berkoordinasi, baik dengan KNKT maupun pihak terkait lainnya, untuk menyelidiki secara detail penyebab kecelakaan ini. Evakuasi adalah langkah awal yang sangat penting agar investigasi bisa dilakukan secara menyeluruh,” jelasnya.
Wilayah Papua memang dikenal memiliki tantangan besar bagi penerbangan. Dengan kondisi alam berupa pegunungan tinggi, lembah curam, serta cuaca yang cepat berubah, insiden kecelakaan udara masih kerap terjadi. Karena itu, setiap kecelakaan udara di wilayah ini selalu menjadi perhatian serius pemerintah maupun operator penerbangan.







