Pertarungan Sengit Benhur-Constant vs Mathius-Aryoko di PSU Pilgub Papua: Siapa yang Akan Menang?
NEWS BOTAWA– Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua tinggal menghitung hari. Dua pasangan calon Benhur Tomi Mano-Constant Karma (nomor urut 1) dan Mathius Fakhiri-Aryoko Rumaropen (nomor urut 2) bersiap untuk pertarungan terakhir memperebutkan kursi gubernur. Keduanya membawa visi berbeda, namun sama-sama berambisi besar memimpin tanah Papua.
Latar Belakang PSU: Kemenangan yang Tertunda
Awalnya, Benhur Tomi Mano (didampingi Yermias Bisai) memenangi Pilgub November 2024 dengan selisih tipis 7.193 suara. Namun, kemenangan itu dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK) karena pelanggaran administratif yang dilakukan Yermias. MK memutuskan PSU digelar pada 6 Agustus 2025, dengan Benhur kini berpasangan dengan Constant Karma, mantan Sekda Papua.
Sementara itu, Mathius-Aryoko—yang sebelumnya kalah—kembali dengan semangat baru. Didukung 15 partai politik, termasuk partai-partai besar dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), pasangan ini bertekad membalikkan keadaan.
Gagasan dan Janji Kampanye
1. Benhur-Constant: Pembangunan Inklusif dan Pemekaran Papua Utara
Sebagai Wali Kota Jayapura dua periode, Benhur menawarkan pengalaman kepemimpinan nyata. Beberapa janjinya antara lain:
-
Rumah Sakit Terapung untuk melayani wilayah kepulauan.
-
Evaluasi Program Beasiswa anak Papua.
-
Perbaikan Bandara di Jayapura, Biak, Sarmi, Yapen, Waropen, dan Mamberamo Raya.
-
Dukungan Pemekaran Provinsi Papua Utara (Biak, Supiori, Yapen, Waropen).
-
Program Nasional seperti Sekolah Rakyat, Makan Bergizi Gratis, dan penuntasan stunting.
Kehadiran Constant Karma (tokoh Papua Utara) diharapkan memperkuat basis suara di wilayah yang sebelumnya dikuasai Mathius-Aryoko.
Baca Juga: DPRK Waropen dan Pemkab Tandatangani Nota Kesepakatan RPJMD 2025-2029, Ini Poin Pentingnya!
2. Mathius-Aryoko: Transformasi Pasca-DOB dan Birokrasi Bersih
Mathius, mantan Kapolda Papua (2021-2024), menekankan transformasi pembangunan pasca-pemekaran DOB. Beberapa fokusnya:
-
SDM Unggul: Pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
-
Birokrasi Akuntabel untuk good governance.
-
Ekonomi Berkelanjutan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang bertanggung jawab.
-
Tagline “CERAH” (Cerdas, Sejahtera, Harmoni) sebagai fondasi pembangunan.
Dukungan 9 kepala daerah (kader partai pengusung) menjadi modal kuat Mathius-Aryoko. Beberapa bupati/wali kota bahkan akan cuti untuk membantu kampanye.
Strategi dan Tantangan Masing-Masing Kubu
Keunggulan Benhur-Constant:
-
Figur Benhur yang sudah dikenal luas di Jayapura.
-
Isu Pemekaran Papua Utara bisa menarik pemilih di Biak, Waropen, dan Yapen.
-
Dukungan PDI-P sebagai partai penguasa nasional.
Tantangan:
-
Pemekaran DOB bisa jadi bumerang karena beberapa daerah otonom baru dinilai stagnan.
-
Risiko politik dinasti, mengingat Constant adalah mantan birokrat senior.
Keunggulan Mathius-Aryoko:
-
Dukungan 15 partai, termasuk Gerindra, Golkar, dan PAN.
-
Jaringan kepala daerah yang kuat.
-
Nilai jual “perubahan” pasca-kekalahan sebelumnya.
Tantangan:
-
Figur Mathius sebagai mantan Kapolda bisa dianggap terlalu “Jakarta-sentris”.
-
Kampanye negatif tentang keterkaitan dengan elite lama Papua.
Yakobus Richard Murafer, pengamat politik Universitas Cenderawasih, menyebut pertarungan akan sangat ketat.
-
Benhur-Constant perlu mempertahankan basis suara di Jayapura dan mencuri suara di Papua Utara.
-
Mathius-Aryoko harus memaksimalkan dukungan kepala daerah dan jaringan partai.
Yang terpenting, kedua kubu harus menjaga demokrasi tetap damai. Jangan sampai ambisi kemenangan mengorbankan integritas proses pemilu.